Memories
Ketika berusaha tapi tetap gagal…
Ini tahun terakhir aku di SMA. Berat
memang tapi mau gimana lagi harus tetap di jalani. Itu artinya kesempatan buat
ngeraih cita-cita aku bakal terwujud jadi seorang Dokter. Aku berjuang sekuat
tenaga aku. Actually, aku
ga ikut bimbel di luar. Aku ingin coba kemampuan aku sampai mana sih? Apa aku
juga bisa belajar tanpa bantuan orang lain?
Sedikit ke bimbangan aku selama hampir
setahun di kelas 12. Aku bingung antara harus tetap memilih kedokteran untuk aku
pilih di SNMPTN dan SBMPTN, karena ga sedikit teman aku yang ingin memilih
jurusan yang sama dan Universitas yang sama. Mulai dari teman aku yang
benar-benar pintar, sampai yang biasa aja kayak aku. Akhirnya aku coba, aku
sebenarnya “Bunuh Diri” sih tapi dalam hati aku kalau ga pernah di coba aku ga
bakal pernah tahu hasilnya gimana. So,
dengan tekad yang besar aku memberanikan diri.
Pada waktu itu, hati aku sangat berempati
sekali. Aku jadi selalu mengalah dengan teman-temam aku ini. Guru-guru,
orangtua bahkan teman sekelas aku menyarankan buat aku untuk berani aja.
Setelah pengumuman, jujur aku takut banget
sama hasilnya. Walaupun aku tahu sih hasilnya bakal gagal. Orangtua aku juga ga
terlalu mendesak banget aku kuliah di PTN. Apalagi Papah aku, dia yang paling
tahu perjuangan aku sampai detik ini, dan dia ga pernah marahin aku apapun yang
aku lakukan. Papah aku orangnya monggo aja. Dia ga pernah nuntut aku jadi A,
jadi B yang pasti aku harus bisa tanggungjawab atas apa yang udah aku lakukan
dan selama itu hal yang positif Papah aku selalu support aku.
“Maaf Anda tidak lolos dalam SNMPTN
tahun 2018 silahkan coba di SBMPTN 2018”
Itulah isi dari Pengumuman aku.
Awalnya aku berusaha untuk ga nangis.
Tapi, terasa berat banget di dada aku. Aku ga berani bilang ke orangtua aku. Aku
takut orangtua aku kecewa, karena anaknya ga lolos PTN. Kebetulan aku anak
pertama, jadinya paling di banggakan oleh orangtua nya. Aku ngerasa banget
soalnya.
Saat malam, akhirnya aku bilang ke Papah aku
kalau aku ga lolos. Papah aku bilang “gapapa, mungkin itu bukan rezeki kamu,
Allah ga menakdirkan kamu disana, lagi pula kamu kan masih punya adik kasihan
kan adik kamu gaada yang nememin.”
Langsung saat itu juga air mata aku ga
berhenti-berhenti keluar dari mata aku. Aku nangis sejadi-jadinya. Aku heran
aja aku udah berusaha dengan sekuat tenaga aku tapi masih gagal juga sedangkan
teman aku yang biasa aja mereka masuk ke PTN yang mereka inginkan. Aku sempat
berpikir “Allah ga adil sama aku… Salah apa sih aku sampai ga lolos di PTN”
(Astagfirullah jangan di tiru ya kawan)
Dari hari itu, aku ga pernah mau ketemu
sama teman-teman, tetangga, bahkan keluarga aku. Aku malu, takut, sedih,
kecewa, merasa bersalah dengan diri aku sendiri. Saking lebay nya aku, chat
teman aku aja aku ga balas sampai seminggu lamanya padahal cuman nanya kabar
dan nanya utang aja wkwk 😂
Kerjaan di rumah cuman bisa bengong aja,
kadang sempat nangis sendiri di kamar. Memikirkan hal-hal yang aneh, seolah
hidup aku hancur banget. Selama aku sekolah, kayaknya aku tenang-tenang aja
gitu dapat sekolah yang aku mau. Tapi, disaat kaki tidak berjalan selangkah
lagi ada aja tantangan dan ujian yang harus di hadapi.
Aku berusaha untuk tegar, karena
perjalanan aku bukan berhenti disini aja, masih banyak jalur lain, masih banyak
kesempatan lain yang menunggu buat aku meraih impian aku. Aku tetap berusaha, aku
belajar dengan lebih giat lagi.
…
Tepat sebulan sebelum hari SBMPTN aku
sakit Thypus. Aku ga ngerti itu penyakit datang dari mana. Sepengetahuan aku
sakit Thypus itu akibat dari makanan yang kurang di jaga alias jajan mulu. Aku
ga ngerasa itu dari makanan, karena aku selalu bawa bekal dari rumah. Tapi ada
yang berpendapat kalau Thypus juga faktor kecapekan.
Mungkin itu salah satu penyebabnya kali ya wkwk.
Bayangin aja hampir dua minggu aku
terbaring di Kasur. Disuruh makan aku susah banget karena habis makan aku
langsung muntah, badan aku panas terus hampir 2 minggu, melekin mata juga
susah, boro-boro bisa jalan diri pun udah syukur Alhamdulillah aku.
Aku ga di rawat, karena gaada yang ngurus aku
nanti di rumah sakit karena orangtua aku lagi sibuk kerja. Jadinya aku di rawat
di rumah aja bareng bibi aku.
Aku pun intensif belajar selama dua minggu
terakhir mendekati SBMPTN
Mungkin pada mikir, “Gila lo Shaf, SBMPTN
coyy lo mau belajar cuman dua minggu, bunuh diri namanya apalagi lo mau masuk
kedokteran, Realistis kali.”
Sebetulnya aku tuh belajar SBMPTN dari aku
kelas 11, tapi karena aku terlalu banyak mikirin hal yang seharusnya ga aku
pikirin jadinya aku ngerasa keteteran. Karena tugas juga sih haha
Saat pengumuman aku udah hopeless. Emang betul aku ga lolos. Aku
lagi-lagi terpuruk banget.
Aku pun memilih jalur lain yaitu masuk ke
sekolah kedinasan mengenai kesehatan. Aku milih kebidanan. Tahap pertama, tes
akademik aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan aku syukur Alhamdulillah.
Tapi Papah aku ga setuju kalau aku ambil. Tapi, karena ke egois-an aku tetap
coba.
Pada awalnya semua berjalan mulus. Tes
kesehatan ini yang aku takutkan. Aku ga ngerti ya sistem penilaiannya gimana,
tapi mungkin di setiap sekolah kedinasan punya kriteria nya masing-masing.
Paling yang umum aja, kayak punya penyakit menular, kondisi tulang, tinggi
badan, berat badan, dan mata (kelainan atau buta warna)
Yang aku takutkan adalah mata aku itu
minus nya gede banget. Aku minus 5. Gede kan ya? Yupp, itu gede banget. Aku
yakin sama diri aku. Aku pikir kalau masih ada kesempatan kenapa ga aku coba
jalanin, toh aku juga masih muda, dan aku ga boleh gampang putus asa. Aku coba
yakinin juga Papah aku buat mengizinkan aku.
Lagi-lagi aku ga lolos, sebenarnya itu
adalah kesempatan terakhir aku di kedinasan. Aku benar-benar ga bisa bilang
apa-apa rasa sakitnya. Aku udah kecewa untuk yang ke sekian kalinya.
Yang terakhir, dan itu satu-satu nya
harapan aku buat bisa masuk PTN. Dan… aku tetap gagal. Saat itu, karena aku
udah biasa ya menghadapi hal semacam itu. Aku benar-benar tegar, sama sekali
gaada air mata yang netes ataupun kekecewaan di hati aku.
Aku udah nyoba berbagai jalur buat masuk
ke PTN sebanyak 7 kali. Mungkin belum seberapa kali ya sama yang kalian
lakukan, apalagi yang gap year.
Aku ngerasa banget kok apa yang kalian udah lakukan.
Tapi karena ini, aku belajar apa artinya
hidup di dunia ini. Kegagalan aku ini membuat aku menjadi semakin dewasa, baik
dari cara berpikir, maupun bertindak. Aku lebih menghargai diri aku sendiri.
Hal itu pun bisa jadi boomerang bagi aku untuk introspeksi diri. Aku
jadi berpikir kalau aku harus bangkit aku harus bisa mengikhlaskan apa yang
bukan menjadi rezeki aku.
Aku mungkin orang yang sangat-sangat
beruntung di dunia ini, aku masih di kasih hidup sama Allah swt, masih di kasih
kesehatan, rezeki, pengalaman hidup berharga yang bagi aku ga bisa terhitung
oleh uang sekalipun. Aku jadi selalu merenung buat kebaikan aku kedepannya. Aku
terus bangkit di setiap harinya, berusaha kuat. Aku sempat berpikir, mungkin
Allah memang menakdirkan hidup aku harus sepeti ini dulu, kalau Allah langsung
memberi hal yang memang aku impikan takutnya aku bakal lupa sama Allah, atau aku
bakal celaka, atau aku ga dapat jodoh gitu wkwk don’t be serious dude ^-^
Aku bukan tipikal orang yang ga gampang
melepas sesuatu, kalau aku pengen itu harus terjadi. Itulah jelek nya sikap aku
yang egois. Tapi yang aku suka dari sikap aku adalah aku yang istiqomah atau
dalam bahasa indonesia konsisten dalam segala hal cailahh ;)
Kalian yang sudah berusaha tapi tetap
gagal, bukan berarti kalian bodoh, atau kalian ga pantas berada disana. Kalian
sudah berusaha. Apapun usaha yang telah dilakukan gaada yang sia-sia benar deh,
aku ngerasa kayak gitu soalnya. Aku yakin pasti rezeki ga kemana kok. Walaupun
kalian, ga kuliah atau gap
year atau sekolah di PTS aku
yakin itu adalah jalan yang terbaik dari Allah buat kalian. Kalian ga usah
nyalahin diri kalian sendiri. “kalau aja aku bimbel, kalau aja aku lebih serius
di kelas 12, kalau aja bla bla. Stop
think about that. be
yourself, Allah will give you the powerful than you think. You deserved it.
Aku yakin Allah lagi nyiapin hal yang ga kalian duga nanti di kehidupan lo
selanjutnya. Mungkin aja lo bakal cepat dapat kerjaan, dapat kesuksesan duluan,
dapat apapun yang lo inginkan.
Bukan berarti juga kalian yang lolos di
PTN ga bisa dapat hal yang sama. semua orang punya kesempatan yang sama di
dunia ini, tapi kita ga bakal tau kesempatan yang seperti apa yang Allah bakal
kasih ke kita. Aku belajar bahwa mau dimana pun kalian belajar, mau itu
di PTN atau di PTS. Aku berpikir untuk belajar ga harus kok di kuliah atau
universitas atau lembaga formal lainnya. Menurut aku, belajar itu dimana aja.
Belajar berarti suatu hal yang membuat kalian merubah cara pandang dalam
menghadapi segala macam situasi, menambah pengetahuan, mudah bersosialisasi
atau menambah relasi, berpikir menjadi lebih dewasa baik dan buruk yang kalian
lakukan untuk kedepannya dan bisa berusaha mengembangkan kemampuan yang udah
kalian punya sebelumnya.
Aku teringat ada seorang petani, masih
muda umurnya. Dia bisa aja kuliah, tapi dia ga berpikir demikian. Dia
meneruskan bisnis keluarganya yaitu bisnis beras. Dia sekarang sukses besar,
keuntungannya beratus-ratus juta per bulan. See,
life is unpredictable right?
Aku yakin kok kalau kita mau berusaha
apapun usahanya, gaada yang berakhir dengan sia-sia. Selama kalian bisa
menggunakan keahlian kalian, baik dari intelligence,
atau sotf skill dan yang paling penting ga putus asa.
In Shaa Allah, Allah bakal memberikan yang terbaik buat kalian. Yang terpenting
dalam hidup adalah konsisten. Dimana dan kapan pun kalian berada kalau udah
konsisten bakal mudah apapun yang kalian lakukan.
Aku bisa ngomong gini, karena aku udah
merasakan. Aku juga bisa dianggap baru lah soal arti hidup dan kenyataannya.
Tapi aku berani nulis ini. Aku ga takut sama masa depan aku nanti. Aku yakin
selama masih ada Allah swt aku ga bakal takut, Allah bakal selalu memberi jalan
untuk hambanya. Aku yakin pilihan aku saat ini, mungkin pilihan yang terbaik
dari Allah buat aku. Saat ini, yang perlu aku lakukan adalah tetap berusaha,
berdoa, dan ga gampang putus asa.
Aku banyak cincay banget. Maaf yee
Semoga Bermanfaat❤
Comments
Post a Comment