Sweet Talk
Hijab
Kenapa aku mantap berhijab? Kapan aku
mulai berhijab? Aku mau sharing aja sih tentang pengalaman aku
berhijab. So keep reading guys 😃
Aku pertama kali pakai hijab atau zaman
dulu mah kerudung disebutnya, saat aku duduk di bangku TK (taman kanak-kanak). Aku
emang dari kecil di sekolah swasta islam, sampai SD dan SMP setelah itu aku SMA
negeri. Alhamdulillah banget aku belajar ilmu islam itu disaat aku masih sangat
muda. Aku merasa senang aja karena aku udah punya bekal lebih dulu dibanding
teman seusia aku yang baru mengenal ilmu islam lebih dalam saat SMP atau SMA.
Tapi aku mulai mantap berhijab ketika aku
SD. Aku sih ga pernah terpikir buat mantap berhijab saat SD. Karena memang SD aku
yang mewajibkan memakai kerudung. Makin aku naik tingkat aku makin yakin aku
harus pakai kerudung. Saat aku kelas 3 SD aku benar-benar memutuskan untuk
pakai kerudung terus. Aku komitmen sama diri aku buat pakai kerudung kemana dan
dimanapun sekalipun untuk membuang sampah.
Tapi yang aku sayangkan saat Ibu aku yang
belum pakai kerudung. Aku kadang malu aja gitu sama teman-teman aku saat ada
rapat orangtua atau pembagian rapor. Orangtua mereka udah pada pakai kerudung
masa Ibu aku belum. Aku suka iri aja sama mereka.
Aku ga pernah menyuruh bahkan meminta Ibu aku
untuk berhijab, aku memang pemalu sih orangnya dan ga suka menuntut. Jadi, aku
pendam aja terus sambil aku kode-kode ke Ibu aku pakai kerudung. Akhirnya saat aku
kelas 5 SD baru Ibu aku mantap berhijab. Aku senang bukan main.
Aku dulu memang agak lebay sih saat
berhijab. Aku ga mengizinkan teman laki-laki sekalipun tetangga aku buat masuk
ke rumah. Padahal kan aku bisa aja langsung pakai jaket dan ambil kerudung, aku
ga berpikir demikian. Rasanya waktu itu aku harus benar-benar menutup diri dari
lingkungan. Sebenarnya itu bukan ajaran yang baik, karena harusnya kita selalu
menyambung silaturahmi dengan banyak orang, benar kan?
Sekarang, kenapa sih aku memilih pakai
hijab?
Aku kira awalnya hijab itu adalah kain
pelindung saat aku lagi dibawah terik matahari atau dalam keadaan hujan. Benar
juga sih pikiran aku saat TK haha. Aku mulai berpikir agak kritis saat aku masuk
SD. Aku harus pakai hijab kalau engga aku bakal di marahin satu sekolah kali
haha 👏
Aku juga berpikir saat itu untuk sebisa
mungkin ga melepas hijab yang ada di kepala aku ini. Selama ini aku ga pernah
dapat komentar yang mengejek atau menyuruh aku untuk lepas hijab dengan alasan
masih muda nikmatin aja dulu masa-masa anak-anaknya, malah sebaliknya aku dapat
dorongan banget dari semua orang. Ga sedikit orang-orang yang bilang kalau aku
lebih cantik kalau pakai hijab. Itu jadi motivasi banget sih, apalagi aku cewek
diomongin cantik dikit aja senang nya bukan main haha >.<
Aku sempat berpikir, aku kok ga pernah di
kasih tanda-tanda ya sama Allah untuk pakai hijab. Karena yang aku tahu, pakai
kerudung itu hidayah dari Allah dengan berbagai cara ada yang bisa bentuknya
mimpi, di uji sakit, atau pengalaman yang ga pernah terlupakan.
Aku malah bingung, kapan ya aku dapat
ilham kayak gitu. Secara, aku ingin banget dapat siraman rohani langsung dari
Allah swt. Aku tiap malam sebelum tidur selalu minta sama Allah buat memberi
ilham ke aku untuk aku lebih mantap lagi berhijab entah lewat mimpi, atau
dengan cara apapun.
Aku iri aja sama artis-artis, atau teman aku
sendiri yang cerita pengalaman mereka saat pertama kali pakai hijab. Aku excited banget, cuma yang mereka ceritakan ga
pernah aku rasakan. Memang benar sih aku udah pakai hijab, tapi setidaknya aku
ingin momen itu lah. Ga bersyukur banget emang Shaffna emang ;)
Suatu hari Papah aku nanya intinya.
“Kamu udah bener mantap pakai kerudung?”
“Iya Pah, aku udah mantap. Tapi aku pengen
deh kaya orang-orang dapat mimpi gitu atau ilham dari Allah buat pakai
kerudung, karena kan dari kecil gitu Pah aku udah pakai kerudung, tapi gaada
satu mimpi pun yang mengarah buat aku pakai kerudung. Aku iri aja ;-("
Tau ga Papah aku jawab apa?, nih
jawabannya.
“Lah, kamu seharusnya bersyukur karena
kamu sekarang udah pakai hijab. Kamu liat tuh teman-teman kamu atau artis-artis
itu mereka ga seberuntung kamu yang udah menutup aurat terutama pakai kerudung
sejak kecil. Hidayah tuh bukan dari mimpi, ilham atau lainnya aja. Tapi
bagaimana kamu bisa berubah menjadi lebih baik, kamu harus bersyukur juga
karena Allah sayang banget sama kamu mangkanya kamu pakai hijab dengan mantap
di usia belia tanpa kamu sadari. Mereka mungkin udah melalui perjalanan yang
sangat-sangat sulit untuk mencapai diri mereka saat ini. Kamu harusnya
bersyukur juga kamu ga perlu mengalami hal seperti itu. ”
...
Intinya gitu lah ya, aku ga inget
sepenuhnya percakapan Papah dengan aku. Aku terharu aja sih dengan jawaban
Papah aku. Aku jadi langsung mengubah cara berpikir aku. Benar juga ya apa kata
Papah aku, aku aja yang ga sadar selama ini, aku di butakan dengan cara
berpikir aku yang sangat-sangat dangkal ini. Dari situ, aku mantap berhijab dan
aku ga akan melepas hijab yang sudah mendarah daging di hidup aku ini. Aku juga
pernah baca kalau misalnya “Anak perempuan yang tidak menutup aurat nya setiap
langkah kakinya dapat mendorong Ayahnya masuk ke nereka.” Benar ga? Mohon di
koreksi bila salah hehe. Dari situ juga aku ga mau lagi lepas hijab.
Sekarang aku benar-benar mengerti akan
arti hijab sebenarnya. Menurut aku, hijab itu sebuah kewajiban bukan sebuah
keharusan, bukan sebuah kebiasaan tapi keyakinan, bukan sebuah lifestyle tapi identitas diri kalian sebenarnya.
Aku bukan menggurui atau apapun itu. Ilmu agama aku juga bukan apa-apa lah
dibandingkan teman-teman semua. Tapi, pengalaman yang pernah aku alami ini, menjadikan
aku manusia yang lebih berharga. Lebih taat akan agama yang aku anut. Aku yakin
100 % mereka yang berhijab setuju dengan pendapat aku ini.
Aku memang manusia biasa, agama aku juga
belum sempurna. Aku juga belum pakai hijab yang syar’i kok kayak teman-teman aku.
Aku ikut kajian juga ikut. Ada event keagamaan di sekolah aku selalu
berpartisipasi. Teman aku banyak kok yang pakai syar’i bahkan ada yang pakai
cadar. Mungkin pertanyaannya “Kenapa kamu ga kayak mereka?”
Yupp! Aku jujur dari dalam hati, aku belum siap. Aku takut
kalau ditengah jalan aku bakal balik ke Shaffna yang sebelumnya, aku ga mau hal
itu terjadi. Menurut aku, itu sama aja mempermainkan agama membuat seolah-olah
agama hanya sebuah permainan yang ketika kalian bosen bisa lo ganti level nya
sesuka hati kalian.
Walaupun begitu, aku tetap menjaga
martabat aku sebagai muslimah untuk tetap menutup apa yang memang seharusnya
ditutup. Aku juga berpakaian layaknya remaja-remaja kebanyakan kok. Selama aku
masih dalam jalannya dan ga melewati batas, aku masih tetap konsisten dengan
keyakinan aku.
...
Dari keluarga aku, gaada satu orang pun
yang menuntut khususnya perempuan untuk memakai hijab. Dari keluarga Papah aku
pun yang mengenakan hijab hanya keluarga Papah aku dan salah satu Paman aku.
Memang kita sebagai saudara seiman harus
saling mengingatkan. Tapi, ketahuilah Nabi Muhammad saw juga tidak pernah
memaksa kaum nya untuk mengikuti jalannya yaitu islam.
"Wanita menutup aurat juga kan wajib, kalian mau masuk ke neraka? Gapapa masih keliatan lekuk badannya yang penting udah menutup rambutnya, daripada yang ga sama sekali. Dosa itu namanya ngumbar-ngumbar aurat." Oh! Come On
Aku berpikir gini, kita ga tau apa yang
mereka alami. Kita juga ga bisa nge-judge mereka bahwa mereka salah. Mungkin
mereka punya jalannya sendiri-sendiri. Kita ga bakal tau apa garis hidup yang
telah mereka alami sejauh ini. Aku yakin mungkin mereka juga pernah berpikir
untuk mencoba memakai hijab, namun balik lagi itu kesiapan dan konsistensi
dirinya masing-masing.
Aku pernah kok menyuruh secara halus ke teman dan saudara sepupu aku yang memang dia tidak berhijab untuk sama-sama berhijab, tapi dia jawab dia belum siap. Aku ga bisa maksa seseorang untuk satu jalur dengan aku dan teman aku yang notabenenya berhijab, karena balik lagi ke diri masing-masing. Setidaknya aku pernah mencoba membujuk dia, tugas aku sebagai seoarang muslimah sudah tersampaikan.
Kunci dari berhijab yang udah aku alami
adalah Niat dan Istiqomah. Kalau kedua itu belum bisa berjalan bersama memang
agak sulit. Tapi percayalah niat baik yang udah pernah kamu lontarkan dari
mulut kamu, bakal di catat kok oleh Allah swt. Walaupun saat ini kamu belum
mantap memakai hijab mungkin di kemudian hari yang ga bakal kamu duga kamu
bakal sepenuh hati memakainya. Kita kan gatau ya kan? Allah maha
membolak-balikan hati hambanya cuy.
Jangan berpikir kalau aku pakai hijab
takut ga cocok, muka aku jadi tembem, aku ga cantik lagi atau aku bakal
dicemooh sama teman-teman. Buang deh pikiran-pikiran kayak gitu. Aku malah
mikir sebaliknya, kalian bakal di support terus sama orang-orang di sekitar
lo. Yakin aku 😍
Terus gimana aku yang udah terlanjur
berbuat dosa, aku ga pantas deh pakai kerudung aku udah terlalu hina di mata
Allah. Hey, yang tau pahala dan dosa kalian cuman Allah swt, kalian ga berhak
menyesal karena takut dosanya kebanyakan. Aku yakin Allah itu maha penerima
taubat sebesar apapun dosa yang telah kalian buat, selama kalian ingin
bersungguh-sungguh dan konsisten untuk bertaubat in shaa Allah di kabulkan
semua dosa-dosanya. Aku ingin sharing ini agar kita saling mengingatkan
untuk menuju jalan Allah yang lebih baik lagi. Aamiin Ya Robbal Aalamiin. Yang
sudah berhijab semoga kita selalu istiqomah ya >.<
Salam Cantik,
Shaffna
Comments
Post a Comment